Selasa, 10 Juni 2014

CALEG STRESS


Pemilu kini sudah dekat. Banyak orang dari kalangan manapun ingin menjadi caleg. Untuk menjadi caleg banyak calon yang menggunakan uang. Dan pasti akan mengeluarkan banyak materi. Dengan cara itu ada yang berhasil dan ada yang gagal. Cara yang gagal biasanya menjadi stress.

                  Pada suatu hari Dadap (bukan nama sebenarnya) mandatangi tempat pemilu dan mendaftar sebagai caleg. Dadap mengikuti partai X dan terpilih menjadi caleg nomor urut 2. Dia mendeklarasikan dirinya sebagai caleg. 

                   Dan suatu hari Dadap mengikuti rapat pemuda. Pada saat rapat Dadap diberi kesempatan untuk berbicara, dia menyatakan dirinya sebagai caleg. Dadap menunjukkan kemampuan dan berbagai kelebihannya bahwa dia lulusan dari salah satu Universitas ternama di Indonesia, dia pernah menjadi ketua organisasi dan berbagai kelebihannya yang lain. Dadap memberikan janji-janji ketika nanti dia terpilih sebagai anggota legislatif. Pemuda pun beramai-ramai meminta sesuatu dari Dadap, lalu dia memberikan kaos untuk para pemuda.
                  
                   Di hari berikutnya Dadap diundang mengikuti rapat di desa lain. Dadap mempromosikan dirinya menjadi sebagai caleg. Mengetahui bahwa Dadap menjadi caleg, masyarakatpun mengeluhkan jalan yang rusak, dan meminta Dadap untuk  mengaspal jalan tersebut. Dengan terpaksa memberi bantuan senilai 30 juta rupiah dari hasilnya menjual tanah, tetapi dengan syarat rakyat harus memilih dirinya disaat pemilu nanti.

                    Pemilu terbuka pun dimulai, Dadap harus berkeliling untuk mengampanyekan dirinya. Dadap harus mempunyai uang banyak untuk berkampanye, namun uang Dadap sudah habis. Akhirnya Dadap menggadaikan semua barang yang ada di dapurnya, dan menjual rumahnya. Dadap mendapatkan uang pinjaman dari hasil menggadaikan barang-barangnya dan menjual rumahnya. Banyak kader yang meminta uang dari kegiatan kampanye. Uang Dadap sudah habis untuk keperluan kampanye dan kader.

                     Istri Dadap memerlukan uang untuk membayar SPP anaknya. Dadap tidak mempunyai uang lagi untuk membiayai kehidupan keluarganya, lalu Dadap berselisih dengan sang istri 
" Kemarin baru saja tanah dijual , masa uang sudah habis lagi ?! ". " Uang habis untuk kebutuhan kampanye, Bu ". jawab si Dadap. Lalu istri dan anak nya pergi meninggalkan Dadap , Dadap pusing dengan hal ini. Pemilu belum dimulai, namun Dadap sudah stress karena semua uangnya habis dan ditinngal oleh anak dan istrinya. Sekarang Dadap pun sering tertawa-tawa sendiri dan akhirnya Dadap dimasukkan ke Rumah Skit Jiwa (RSJ), dan orang-orang pun sudah tidak peduli lagi dengan Dadap.

                 
                 

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Namanya juga baru belajar . Diberdayakan oleh Blogger.

Saya

Foto saya
solo, Jawa Tengah, Indonesia
Nama : Ardi Kurniawan Sekolah : SmkN 3 Ska